UMAT ISLAM
Tidak seperti Bangsa dan Umat terdahulu, islam tidak merayakan Tahun Baru. Rasulullah Muhammad SAW bahkan melarang umatnya meniru budaya bangsa dan umatnya sebelum Islamseperti Umat Yahudi, Bangsa Romawi,Bangsa Persia,dan BAngsa Nasarani yang merayakan Tahun baru mereka.
Tidak seperti Bangsa dan Umat terdahulu, islam tidak merayakan Tahun Baru. Rasulullah Muhammad SAW bahkan melarang umatnya meniru budaya bangsa dan umatnya sebelum Islamseperti Umat Yahudi, Bangsa Romawi,Bangsa Persia,dan BAngsa Nasarani yang merayakan Tahun baru mereka.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
Siapa saja yang menyerupai suatu
kaum/bangsa maka mereka termasuk salah satu kaum dari mereka.(HR.Abu Daud,Ahmad
dan Tirmidzi).
Dan khusus tentang hari raya, rasulullah membatasi hari raya umat Islam
hanya pada Idul Adha dan Idul Fitri, selain itu tidak.
Ketika rasulullah SAW masih hidup
(570-633M) Umat Islam menggunakan penanggalan
system penanggalan arab pra-Islam. System kalender ini berbasis campuran
antara bulan(qomariah) dan matahari(syamsiah).
Setelah khalifah islam berhasil
menakhlukkan kekaisaran Persia untuk selamanya dan membebaskan wilayah Syam
dari kekaisaran Romawi Timur,pada tahun 17H atau 638M dimasa pemerintahan
Amirul Mu’minin’ Umar bin Khatab diresmikanlah Kalender Hijriah. Dinamakan Kalender Hijriah karena Umar menetapkan
awal patokan penanggalan Islam ini adalah tahun
Hijriahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622M.
Penentuan awal bulan(new moon) ditandai
dengan munculnya penampakan Bulan Sabit,pertama kali(Hilal) setelah bulan
baru(Konjungsi).
Ketika melakukan perjalanan ke Syam, Amirul
Mu’minim Umar bin Khattab sempat membandingkan kalender Hijriah dengan kalender
Persia dan Romawi. Umar berkesimpul bahwa Kalender Hijriah yang Lebih Baik.
Walaupun kalender Hijriah telah dipai resmi
di masa pemerintahan Amirul Mu’minim Umar bin Khattab, namun para sahabat pada
masa itu tidak berpikir untuk merayakan satu Muharram(awal tahun Hijriah)
sebagai perayaan Tahun Baru Islam. Bahkan dimasa Negara Buhaiwiyah, Negara
Syiah yang memisahkan diri dari daulah Islamiah Abbasiyah, Negara si’ah pun
tidak pernah berpikir untuk tidak menambah nambah perayaan yang tidak
diteladani Raulullah SAW.
Karena kemuliaan islam bukanlah dengan
membuat perayaan Tahun Baru Hijriah tetapiu dengan mengikuti sunnah Nabi,
berpegang teguh pada ajaran-ajarannya,dan menjadikan dasar hukum dan petunjuk
untuk menjalani kehidupan. Tetapi sayangnya, pada abad ke 4H kaum Syiah
kelompok al-‘Ubadiyun dari sekte ismalliah yang lebih dikenal kaum Fathmiyun
membuat hari raya tahun baru hijriah. Kelompok ini membuat kelompok di Mesir. Yang
terpisah dari Khifalah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Mereka ingin meniru
apa yang ada pada umat Nasrani yang merayakan Tahun Baru mereka. Maka
Rasulullah SAW dan bersabda:
Akan datang suatu masa dimana kalian akan
mengikuti suatu kaum sebelum kalian. Sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta
. Sampai ketika mereka masuk ke lubang
biawak pun kalian akan ikut memasukinya. Para sahabat bertanya “Apakah mereka
kaum Yahudi dan Nasrani. Rasulullah menjawab ” kalau bukan mereka siapa lagi?’
Sejak saat itu Tahun Baru HIjriah dalam kalender Hijriah
dirayakan setiap tanggal 1 Muharram. Adapun pemerintah yang berkuasa di Indonesia lebih parah lagi, ikut merayakan
Tahun Baru Masehi tanggal 1 januari karena mengadopsi kalender Greogorian. Dan
ternyata tidak hanya perayaan Tahun Baru yang ditiru dari bangsa dan selain
Islam, tetapi juga dalam keyakinan, perilaku,budaya,sistem hukum,dan
pemerintahannya meniru umat selain Islam.